Kemenangan dramatis Manchester City atas Aston Villa di Etihad Stadium tidak hanya menyumbang tiga poin penting di klasemen, tapi juga menghidupkan kembali pembicaraan tentang Kevin De Bruyne—ikon yang belum menunjukkan tanda-tanda meredup.

Pada laga yang digelar Rabu (23 April 2025) dini hari WIB, Pep Guardiola menurunkan De Bruyne sebagai false nine untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Erling Haaland karena cedera. Keputusan tersebut terbukti jitu, karena sang maestro lini tengah tidak hanya bermain efektif, tetapi juga produktif secara luar biasa.

Penampilan Spektakuler De Bruyne

Manchester City De Bruyne

Di usianya yang menginjak 34 tahun dan dengan kabar akan meninggalkan klub di akhir musim, De Bruyne tampil seperti pemain muda penuh ambisi. Ia mencatatkan enam assist dalam satu pertandingan, sebuah torehan langka di level kompetisi tertinggi seperti Premier League. Angka tersebut bahkan dua kali lipat lebih banyak dari pemain lain dalam pertandingan tersebut.

Sumbangan assist itu bukan hanya statistik kosong—setiap umpan yang ia lepaskan merupakan kreasi matang, memperlihatkan kecerdasan taktis dan ketenangan yang hanya dimiliki oleh pemain berpengalaman. Pergerakannya tanpa bola, penempatan posisi, dan visi bermain seolah membelah pertahanan Aston Villa dengan presisi.

Tak hanya dalam laga ini, performa konsisten De Bruyne selama bertahun-tahun pun mendapat pengakuan. Menurut Opta, ia sudah 60 kali menciptakan lima peluang atau lebih dalam satu laga Premier League sejak pencatatan dimulai musim 2003/2004. Catatan ini menjadikannya pemain dengan jumlah terbanyak dalam hal tersebut—melampaui legenda-legenda Liga Inggris lain.

Tanda Tanya Besar: Siapkah City Tanpa De Bruyne?

Dengan performa semalam, publik pun mulai mempertanyakan keputusan manajemen Manchester City yang belum menyodorkan perpanjangan kontrak. De Bruyne, yang diperkirakan akan hengkang di akhir musim, mengaku terkejut dan menyayangkan situasi tersebut.

“Saya masih merasa bisa memberikan sesuatu yang besar. Memang saya bukan lagi pemain 25 tahun, tapi saya tahu saya masih bisa bermain di level tertinggi,” ungkapnya kepada Sky Sports.

Meski menyimpan hasrat besar untuk terus bermain, De Bruyne mengakui bahwa keputusannya pasca musim ini tak hanya didasari aspek olahraga, tetapi juga menyangkut masa depan keluarganya.

“Saya akan menimbang banyak hal: peluang yang ada, kehidupan keluarga, dan apa yang paling masuk akal untuk semua aspek dalam hidup saya.”

Momen Ikonik untuk Karier Legenda

Jika ini memang musim terakhirnya bersama The Citizens, maka laga melawan Aston Villa bisa menjadi salah satu pertunjukan pamungkas De Bruyne yang akan dikenang selamanya. Ia tak hanya menyumbang kemenangan, tetapi juga membungkam keraguan bahwa usianya telah memengaruhi kualitasnya.

Penampilannya menjadi bukti bahwa kehebatan seorang pemain tak hanya diukur dari usia, tetapi juga dari kecerdasan bermain, ketenangan di bawah tekanan, dan kemampuan membaca situasi.

Apa Selanjutnya untuk De Bruyne dan Manchester City?

City akan memasuki fase penting di akhir musim ini dengan target mempertahankan gelar Liga Inggris dan masih bersaing di kompetisi lain. Kejelasan masa depan De Bruyne bisa sangat menentukan dinamika tim ke depan, baik dari segi teknis maupun mentalitas skuad.

Pertanyaan terbesar saat ini: siapa yang bisa menggantikan peran Kevin De Bruyne dalam skema Guardiola? Tak hanya soal statistik, tetapi soal pengaruh besar yang ia pancarkan dalam setiap pertandingan.

Simak Berita selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *